Tuesday, June 4, 2013

Pengertian Total Utility dan Marginal Utility


Total utility adalah jumlah kepuasan total yang dinikmati konsumen akibat mengkonsumsi sejumlah barang/jasa

Marginal Utility adalah tambahan kepuasan yang dinikmati konsumen akibat adanya tambahan barang/jasa yang dikonsumsi

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

Teori Perilaku Konsumen



Teori perilaku produsen mempelajari bagaimana seorang produsen memilih kombinasi faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah barang (produk) dan jasa dengan biaya serendah-rendahnya.

Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. 

1). Nilai guna total (total utility) adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa tertentu secara keseluruhan
2). Nilai guna maksimal (marginal utility) adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3). Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.

Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4). Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.



Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional.

1). Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.

2). Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.

Peran Konsumen dan Produsen


1. Peran Produsen

Produsen bias saja pemerintah, rumah tanga, perusahaan, atau masyarakat luar negeri. Peran produsen dalma sebuah perekonomian sangat penting, yaitu memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa yang diproduksi haruslah yang benar-benar bermanfaat dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Artinya, produsen tidak boleh memproduksi barnag atua jasa yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak kehidupan konsumen, seperti minuman keras dan ganja. Secara lebih terinci peran produsen sebagai berikut.

a. Memproduksi barang dan jasa Barang dan jasa yang diproduksi haruslah barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Dalam memproduksi barang dan jasa produsen selalu memperhitungkan biaya produksi dan menghubungkannya dengan keuntungan yang diperoleh.

b. Menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran Untuk melakukan produksi dibutuhkan tenaga kerja. Tenaga diperoleh dari pasar input yang setiap tahun selalu bertambah jumlahnya. Namun pertambahan ini tidak diikuti oleh terbukanya kesempatan kerja yang lebih banyak sehingga menyebabkan pengangguran. Dalam hal ini produsen bisa mengurangi pengangguran dalam dalam proses produksi barang dan jasa.

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan Negara Produsen membayarkan upah, gaji, dan bentuk pembayaran lainnya kepada beberap pihak yang terlibat dalmaproses produksi. Pembayaran ini merupakan pendapatan bagi pihak-pihak yang terlibat tersebut. Dengan pendapatan tersebut berarti produsen berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan Negara.

d. Meningkatkan kepedulian social Produsen dapat berperan dalam meningkatkan kepedulian social dengan cara ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan terhadap korban gempa, tsunami, dan bencana alam lainnya.

e. Meningkatkan kemakmuran Produksi merupakan salah satu pertanda kemakmuran. Makin banyak produksi yang dilakukan makin makmur suatu Negara. Jadi, konsumsi harus selalu bisa memperbesar kapasitas produksinya agar kemakmuran masyarakat dapat diwujudkan.
Konsumen juga bisa terdiri dari rumah tangga, pemerintah, dan masyarakat luar negeri. Akan tetapi, konsumen terbesar berasal dari rumah tangga. Dengan demikian dapat kita identikan peran konsumen dengan peran rumah tangga, peran konsumen antara lain sebagai berikut



2. Peran konsumen

a. Sumber tenaga kerja
Rumah tangga merupakan sumber tenaga kerja bagi proses produksi yang dilakukan produsen. Dengan adanya tenaga kerja proses produksi dapta dilaksanakan dengan baik.
b. Sebagai pengonsumsi barang atau jasa
Barang dan jasa yang dihasilkan produsen dikonsumsi oleh konsumen. Dengan demikian barang atau jasa berguna karena mampu memenuhi keinginan konsumen.

Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


1. Faktor-faktor Budaya

a. Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
b. Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
c. Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial.

a. Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
b. Keluarga.
c. Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Umur dan Tata Siklus Hidup,
b. Pekerjaan.
c. Situasi Ekonomi.
d. Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
e. Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).

4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
b. Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
d. Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide ).

Pasar Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna


Suatu pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satu pun dari mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku; barang dan jasa yang dijual di pasar adalah homogen; terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna; setiap produsen maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk keluar-masuk pasar; setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas dan kualitas barang dan informasi lainnya; tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang dan jasa yang dijual di pasar.

Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna bersifat “penerima harga” (price taker).


Kurva permintaan yang dihadapi sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna merupakan sebuah garis horizontal pada tingkat harga yang berlaku di pasar.
Kuantitas output ditentukan berdasarkan harga pasar dan tujuan memaksimumkan laba, yaitu pada saat MR = MC.

Dalam jangka waktu yang sangat pendek, kurva penawaran pasar berbentuk garis vertikal sehingga harga ditentukan oleh permintaan pasar. Dalam jangka panjang, harga dapat naik, tetap atau turun tergantung pada perubahan permintaan komoditi yang bersangkutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ciri-ciri:

-Terdapat banyak pembali dan penjual.
-Barang / jasa yang dijual bersifat homogen & tidak dapatdibedakan.
-Kebebasan untuk masuk & keluar.
-Kebebasan mengambil keputusan.
-Setiap pihak mengetahui keadaan pasar dengan mudah.
-Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
-Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
-Posisi tawar konsumen kuat
-Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
-Sensitif terhadap perubahan harga
-Mobilitas Faktor – faktor produksi berjalan secara sempurna.
-Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur harga dan kualitas barang.

Kebaikan :
-Harga terbentuk atas interaksi penjual & pembeli.
-Bebas keluar-masuk sehingga kegiatan ekonomi lebih sehat & bergairah.
-Produsen dituntut dapat memenuhi keinginin konsumen.
-Adanya kebebasan untuk memilih.
-Memaximumkan efisiensi (produktif & alokatif).

Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar atau industri yang terdiri dari produsen-produsen yang mempunyai kekuatan pasar atau mampu mengendalikan harga output di pasar.

Terdapat tiga model umum di pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.

Pasar monopoli merupakan industri yang terdiri dari satu perusahaan di mana terdapat hambatan bagi perusahaan-perusahaan baru untuk memasuki pasar. Beberapa hambatan masuk berupa waralaba pemerintah, paten, skala ekonomi dan keunggulan biaya lain, kepemilikan atas faktor produksi yang langka.
Ciri-Ciri :

-Hanya terdiri dari 1 produsen / penjual.
-Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses.
-Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan.
-Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undangmaupun butuh
  sumber daya yang sulit didapat.
-Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
  bersekala besar.
-Tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang substitusi yangsempurna.
-Harga ditentukan oleh perusahaan.
-Pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang.
-Ada bannyak pembeli.
-Membuat hambatan yang besar bagi pesainy yang akan masuk.
-Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan

Kelebihan :
-Keuntungan penjual cukup tinggi.
-Karena keuntungan tinggi sehingga mendorong mengonakanteknologi yang lebih
  tinggi.
-Menghindari produk tiruan & persaingan yg tidak bermanfaat.
-Perusahhan jarang ada yang bangkrut.
-Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang, biasanya diatur  pemerintah.
-Menguntungkan konsumen karena penjual tidak dapat menentukanharga dengan
 semaunya.

Kekurangan :
-Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
-Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
-Terjadi eksploitasi pembeli.
-Penyalah gunaan kekuatan ekonomi.
-Tidak adanya persaingan.

Contoh :
-PT.Freeport di Papua
-PT.Karakatau Steel
-Microsoft
-PLN
-PDAM

Persaingan monopolistik merupakan industri yang memiliki banyak produsen di mana perusahaan pesaing bebas memasuki industri dan perusahaan-perusahaan mendiferensiasikan produk mereka. Diferensiasi produk dimaksudkan untuk memenuhi keinginan konsumen, membangun reputasi atas produk yang dihasilkan dan memberikan pelayanan yang baik. Selain kelebihan berupa adanya keanekaragaman produk, efisiensi dan informasi tentang produk, diferensiasi produk juga mempunyai kelemahan yaitu adanya pemborosan, harga produk yang lebih mahal, kesalahan informasi dan kejenuhan masyarakat terhadap tayangan iklan.

Ciri-ciri:
-Produsen banyak produsen.
-Jenis barang yang dipasarkan beragam.
-Produsen dapat mempengaruhi harga.
-Adanya kemudahan produsen lain untuk memasuki pasar.
-Promosi aktif.

Kebaikan :
-Adanya inovasi untuk memuaskan konsumen (kualitas, harga, dan pelayanan).
-Masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.
-Perusahaan dapet mengasosialkan dirinya pada masyarakat.

Keburukan :
-Persainag sangat ketat.
-Besarnya kemungkinan untuk bangkrut.
-Biaya promosi mahal.
-Harga produk tinggi.
Contoh :
·       Pasta gigi
·        Shampoo
·        Sabun
·        Lampu
·        Handphone

Oligopoli adalah industri dengan sejumlah kecil perusahaan yang masing-masing cukup mampu untuk mempengaruhi harga pasar dari output yang dihasilkannya. Selain memiliki banyak bentuk dalam pasar oligopoli terdapat juga empat model yang umum dikenal yaitu model kolusi, model Cournot, model kurva permintaan yang patah dan model kepemimpinan harga.

Ciri-ciri:
-     Banyak pembeli di pasar.
-     Penjual anya ada beberapa.
-     Biasanya produk yang di jual bersifat homogen.
-     Adanya hambatan bagi perusahaan baru.
-     Adanya saling ketergantungan.
-     Pengunaan iklan yang intensif.
-     Kelebihan :
-     Karena adanya ketergantungan sehingga setiap perusahaan berpikir lebih keras dalam menentukan strategi dan harga pasaran.
Kekurangan :
Karena intensif dalam pengiklanan menyebabkan harga barangmahal (konsumen membayar harga lebih mahal daripasasemestinya).
Contoh :
 -Operator Seluler
 -Motor
 -Mobil
 -Rokok


Perusahaan-perusahaan yang memiliki kekuatan pasar dihadapkan pada empat keputusan penting yaitu berapa output yang akan diproduksi, bagaimana memproduksinya, berapa input yang akan diminta di masing-masing pasar dan berapa harga output yang akan ditetapkan.
Keputusan harga dan output oleh perusahaan dalam pasar persaingan tidak sempurna berbeda-beda tergantung pada bentuk pasar di mana perusahaan berada dan tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan laba total.
Diskriminasi harga merupakan penetapan harga yang berbeda untuk pembeli barang yang sama atau penetapan harga di mana perbandingan antara harga dan biaya marjinal berbeda di antara para pembeli. Diskriminasi harga dibedakan menjadi tiga yaitu diskriminasi harga derajat ketiga, diskriminasi harga derajat kedua dan diskriminasi harga derajat pertama.

Politik Ekonomi


Meskipun para pelaku ekonomi sudah menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi yang dilakukan secara hati-hati, bukan berarti akan berjalan tanpa kendala. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah perencanaan dan strategi yang disebut sebagai kebijakan ekonomi. Yang biasa dikenal dengan politik ekonomi.

Politik adalah upaya ingin memperbaiki kehidupan masyarakat. Jadi, sebenarnya secara murni orang berpolitik tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan. Politik ekonomi adalah kebijakan yang dijalankan untuk memperbaiki keburukan ekonomi yang sedang berlangsung. Misalnya, untuk memperbaiki inflasi maka pemerintah atau pemengang otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia akan melaksanakan politik ekonomi yang disebut politik moneter. Politik meneter atau tindakan moneter yang dijalankan untuk menekan laju inflasi adalah menaikkan diskonto, melaksanakan operasi pasar terbuka, dan meningkatkan cadangan umum bank-bank komersial.

Manfaat Dan Nilai Suatu Barang


Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia.Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.

Contohnya: Buku dan alat-alat tulis memiliki tingkat intensitas yang tinggi bila dilihat dari sudut pandang seorang pelajar, bila dibandingkan dengan petani maka petani akan menilai buku dan alat-alat tulis tersebut kurang bermanfaat dan lebih bermanfaat cangkul, pupuk dan alat-alat pertanian lainnya.


Suatu Barang akan terasa manfaatnya apabila:
1. Sudah diubah bentuknya
misalnya: rotan di hutan akan lebih bermanfaat bila sudah dirubah bentuk menjadi kursi, meja, lemari.
2. Sudah dipindahkan tempatnya
misalnya: batu di gunung, pasir dipantai akan lebih bermanfaat bila sudah dipindahkan ke tempat- tempat pembangunan.
3. Sesuai waktu penggunaannya
misalnya: jas hujan dan payung akan lebih bermanfaat bila digunakan pada musim hujan.
4. Sudah berpindah kepemilikan
misalnya: rumah akan bertambah nilai kegunaannya bila sudah dibeli dan dimiliki.

Berikut ini adalah pengertian dari nilai suatu barang:


a) Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
b) Nilai Pakai Objektif adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan manusia. (misal: pakaian, perhiasan)
c) Nilai Pakai Subjektif adalah suatu arti yang diberikan oleh seseorang atas suatu barang / jasa tertentu sesuai kemampuan barang itu dalam memenuhi kebutuhannya.
(misal: buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi pelajar)
d) Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipertukarkan dengan barang lain :
e) Nilai Tukar Objektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain, nilai tukar objektif ditentukan oleh adanya hubungan tukar-menukar. 
Misalnya dalam membuat suatu barang yang diperlukan konsumen (sebut saja untuk membuat tas atau sepatu dari kulit) seorang produsen membuatnya berdasarkan apa yang diperlukan/diminta oleh konsumen, bukan untuk keperluan pribadi, jadi produsen menilai barang berdasarkan nilai tukar.
f) Nilai Tukar Subjektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang berdasarkan kesanggupan barang tersebut untuk dipertukarkan.
Misalnya si Ani sebagai konsumen mengatakan harga kemeja Rp.198.000, maka yang dimaksud adalah nilai tukar objektifnya. Tetapi bila si Ani adalah seorang produsen, maka dia melihatnya sebagai nilai tukar subjektif, karena ada faktor yang mempengaruhi, diantaranya:
- biaya pembuatan dan biaya lain dari barang tersebut
- persaingan dengan produsen kemeja lain
Di lain pihak, bila si Ani adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai barang tersebut berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan.

Penggolongan Pembeli dan Penjual


Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam pasar terdapat pembeli dan penjual. Pembeli yang tidak mampu membeli barang dikatakan daya belinya rendah. Di pihak lain ada penjual yang tidak dapat menjual barangnya, karena jika mengikuti harga pasar akan merugi. Pembeli dan penjual dapat digolongkan berdasarkan perbandingan antara harga pasar dan harga pokok bagi penjual/produsen dan kemampuan membeli bagi konsumen/pembeli. Oleh karena itu, pembeli dan penjual dapat digolongkan menjadi tiga .

a) Golongan pembeli :
• Pembeli super marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan membeli di atas harga pasar. Pembeli ini memiliki kelebihan kesediaan untuk membeyar harga barang yang ada di pasar atau mereka yang menerima premi konsumen(Consumer’s rent). Mereka memiliki daya beli tinggi dibanding dengan harga pasar. Pembeli ini akan memperoleh surplus lebih besar
• Pembeli marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan sama dengan harga pasar.
• Pembeli sub marginal, yaitu kelompok pembeli yang mempunyai kemampuan membeli di bawah harga pasar. Pembeli ini tidak dapat ikut serta membeli barang karene tidak memiliki kemampuan untuk membeli barang tersebut.

b) Golongan Penjual
• Penjual super marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di bawah harga pasar. Penjual ini mendapat keuntungan yang disebut keuntungan produsen (Producer’s Rent).
• Penjual marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok sama dengan harga pasar. Penjual ini memperoleh keuntungan dari pergeseran harga jangka pendek apabila terjadi kenaikan harga.
• Penjual sub marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di atas harga pasar. Penjual ini tidak dapat ikut serta menjual barang, kecuali apabila terjadi kenaikan harga barang.

Hukum gossen I


Hokum Gossen I berbunyi jika pemenuhan kebutuhan akan suatu barang yang di lakukan secara terus menerus , maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi namun semakin lama kenikmatan tersebut akan semakin menurun hingga akhirnya akan sampai mencapai batas jenuh.
Teori ini juga di kemukakan oleh Wiliam Stanley Jevons, seorang ekonom dan matematikawan inggris.
Agar pemahaman tersebut dapat lebih jelas kita serap, anggaplah kamu menyukai icecream. Suatu hari kebetulan pamanmu dating dan menteraktir ice cream sepuas-puasnya.
Tentusaja kamu antusias menyambut tawaran itu dan membeli 6 buah es krim sekaligus . eskrim pertama nikamatnya bukan main apa lagi itu es krim kesukaan mu, eskrim kedua makin terasa enak. Kepuasanmu meningkat es krim ke tiga masih terasa enak meskipun tidak seenak eskrim pertama , dan sampai pada akhirnya eskrim ke 6 kamu mulai merasa jenuh. Situasi ini dapat kita lihat pada table peraga yang ada di bawah ini.

Karena hokum Gossen ini juga menyinggung tentang nilai guna marjinal , kadang-kadang hokum glossen I disebut juga hokum nilai guna marjinal yang semakion menurun 

Hukum Glossen II


Bunyi hokum Gossen II konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marjinal setiap barang dan jasa yang di konsumsi akan sama . Artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang di konsumsi memiliki nilai yang sama
Untuk memahami masalah ini mari kita lihat ilustrasi berikut , misalkan seorang pegawai memiliki gaji Rp. 200.000 pada saat dia menerima gaji dia mendapatkan uang pecahan Rp.20.000 sebanyak 10 lembar. Dia memiliki kebutuhan berturut-turut : makan dan minum, pakaian , sewa rumah, biaya transportasi dan kursus penggunaan uang dalam memenuhi kebuthn itu di gambarkan pada


jika kebutuhan makan dan minuman telah terpenuhi maka sendirinya uang yang masih ada uang yang masih ada di pergunakan untuk membeli pakaian. Jika pembelian pakaian terpenuhi, selanjutnya uang tersebut di gunakan untuk membayar sewa rumah dan sisanya untuk baiaya transportasi. Dengan demikian penggunaan biaya Rp.200.000 yang terdiri dari lebaran pecahan Rp. 20.000 mungkin akan dilakukan dengan komposisi sebagai berikut
a. Empat lembar untuk keperluan makan dan minum 
b. Tiga lembar untuk keperluan pakaian 
c. Dua lembar untuk keperluan sewa rumah
d. Satu lembar untuk keperluan transportasi


Teori pendekatan cardinal


Pendekatan cardinal juga di sebut pendekatan marginal utility. Pendekatan cardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat yang di peroleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat di ukur atau di kuantifikasi dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah. “ semakin besar jumlah barang yang di konsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen” . konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasananya dengan pendapatan yang dimilikinya


Lebih dari satu abad lalu beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai guna. Dari hasil penenlitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna total dan niali guna marjinal yang terkandung dalam hokum Gossen I dan hokum Gossen II . nilai guna sendiri adalah kepuasan total yang di nikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertntu secara keseluruhan sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati dari setiap tambahan barang atau jasa yang di konsuminya .

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


a. Pendapatan

Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar.
Rumus antara pendapatan dan konsumsi.          
Keterangan :
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan

Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan pendapatan (MPC = Marginal Propencity to Consume) dapat dirumuskan :
Keterangan :
∆ C = Perubahan jumlah konsumsi
∆ Y = Perubahan pendapatan

Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal Propencity to Save) dirumuskan :
Keterangan :
∆ S = Perubahan tabungan
∆ T = Perubahan pendapatan

Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut.
Hubungan pendapat dan konsumsi menurut Engel’s adalah sebagai berikut
“Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan itu digunakan untuk mengonsumsi barang pokok dan semakin meningkat bagian pengeluaran untuk konsumsi barang mental”. Pernyataan ini dikenal dengan istilah Engel’s Low,

b. Harga Barang dan Jasa

Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok.

c. Kebiasaan Konsumen
Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat.

d. Adat Istiadat
Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah.

e. Barang Substitusi
Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.

f. Selera Konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Produksi


A. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
perbankan dan perdagangan.

B. Tujuan Produksi

Tujuan produksi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c. Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
d. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
f. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
g. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.

Faktor-Faktor Produksi


Faktor produksi adlaah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagia berikut :.
a. Alam (natural resources)
b. Tenaga kerja (labour)
c. Modal (capital)
d. Keahlian (skill) atau sumber daya penguasa

Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan.

1). Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam proses produksi.
Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini.
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Barang tambang

2). Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atua tidak menjalankan kegiatan produksi.

Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya.
a. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja
·  Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan.
· Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las.
· Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu.

b. Tenaga kerja menurut sifat kerja
· Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru, konsultan dan pengacara.
· Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.

3). Faktor Produksi Modal (Turunan)
Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang dan jasa lain.
Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya.

a. Pembagian modal atas dasar sumber
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari pemilik.
2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau hasil penjualan obligasi.

b. Pembagian modal atau dasar bentuk
1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, gedung, mobil dan peralatan.
2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, contoh hak paten, hak merek.

c. Pembagian modal atas dasar pemilikan
1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan.
2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal pelabuhan, pasar, rumah sakit umum.

d. Pembagian modal menurut sifat
1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, bangunan pabrik.
2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan baku.

4). Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan

Faktor produksi keahlian (skill) atau kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa. Hal-hal pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu sebagai berikut.
a. Planning atau perencanaan
Planning mencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi, rencana modal dan biaya, strategi bisnis, visi dan misi, serta kebijakan alternative.
b. Organizing atau pengorganisasian
Mencakup pengelolaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, spesialisasi kerja, hubungan kerja.
c. Actualing atau Pengarahan
Mencakup pengarhaan dan bimbingan serta motivasi terhadap karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing meliputi pengawasan tugas pekerjaan.
d. Controlling atau Pengawasan
Mencakup kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan perusahaan terhadap pekerjaan masing-masing bagian.

Penawaran


1. Pengertian Penawaran

memengaruhi penawaran penjual. Namun ketika merumuskan penawaran, cukup dengan menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Faktor-faktor selain harga dianggap tidak berubah (ceteris paribus).

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

a. Harga Barang itu Sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
b . Harga Barang Pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
c . Biaya Produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d . Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
e . Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
f . Perkiraan Harga di Masa Depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.



3. Macam-Macam Penawaran
a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
b . Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan

4. Hukum Penawaran
Coba kalian perhatikan daftar penawaran jeruk Pak Heri. Pada tabel tersebut akan terlihat bahwa apabila harga Rp4.500,00, jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebanyak 50 kg. Pada saat harga Rp4.750,00. Pak Heri menawarkan jeruknya sebanyak 60 kg. Hingga pada harga Rp6.000,00, jumlah jeruk yang ditawarkan sebanyak 110 kg. Apa yang dapat kalian simpulkan dari tabel di atas? Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang.Hukum ini juga tidak berlaku mutlak cateris paribus. Dengan demikian terjadi perbedaan antara hukum penawaran dengan hukum permintaan.

5. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan.

6. Pergeseran Kurva Penawaran
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya. Tabel berikut ini yang akan menunjukkan jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebelum dan sesudah kenaikan harga.mengubah jumlah penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.


Fungsi Permintaan


1. PENGERTIAN FUNGSI PERMINTAAN

Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel harga (P) dengan variabel jumlah barang (Q) yang diminta. Fungsi permintaan sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan bila harga turun maka jumlah permintaan naik.

Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta adalah negatif atau berbanding terbalik. Bentuk umum fungsi permintaan adalah:


Keterangan:
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)

Adapun syarat mutlak fungsi permintaan adalah:
a. nilai a harus positif (+)
b. nilai b harus negatif (–)

Untuk menentukan fungsi permintaan atau persamaan kurva penawaran dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Contoh:
Jika harga barang Rp80,00 per unit, maka jumlah permintaan 10 unit. Dan jika harga barang Rp60,00 per unit, maka jumlah permintaan 20 unit. Tentukan persamaan fungsi permintaan dan gambarkan kurvanya!

Jawab:




Jadi, fungsi permintaannya adalah Q = 50 – ½ P
Untuk menggambar grafik fungsi permintaan,caranya dengan menentukan titik potong terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka 
0 = 50 – ½ P
½ P = 50
P = 100

b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka 
Q = 50 – ½ (0)
Q = 50

c. grafiknya



Fungsi Penawaran


Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwaBila harga barang naik, maka jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.

Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum fungsi penawaran adalah


Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)

Adapun syarat fungsi penawaran adalah:
a. nilai a boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b harus positif (+)

Untuk mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus menentukan fungsi permintaan, yaitu
Contoh:
Pada saat harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00 per unit, jumlah penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran dan gambarlah kurvanya!

Jadi, fungsi penawarannya adalah Q = -10 + ½ P
Untuk membuat grafik fungsi penawaran, caranya dengan menentukan titik potong terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka
 0 = -10 + ½ P
-1/2 P = -10
P = 20

b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka
Q = -10 + ½ (0)
Q = -10

c. grafiknya:






Faktor-fakto Pergeseran Kurva Permintaan



Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.


Pergeseran kurva permintaan dari garis D ke garis D1 menunjukan bahwa peningkatan permintaan dapat mempengaruhi tingkat harga suatu komoditas. Perusahaan akan cenderung meningkatkan harga suatu komoditas, pada saat permintaan atas komoditas tersebut meningkat. hal itu dilakukan untuk meningkatkan profit perusahaan.

Faktor-faktor pergeseran kurva penawaran


Kita mengenal prinsip bahwa harga yang tinggi akan diikuti oleh penawaran yang tinggi, sebaliknya jika harga rendah maka penawaran juga rendah. Jika digambarkan dalam suatu kurva, maka akan terlihat seperti di bawah ini :

Dapat dilihat bahwa pada saat harga berada di P1, kuantitas barang yang ditawarkan ada di Q1, lalu saat harga naik ke P2, kuantitas barang yang ditawarkan juga naik ke Q2. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran dimana harga dan kuantitas berbanding lurus.

Kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kanan, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Pergeseran kurva penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya berdasarkan harga sumber daya, teknologi,jumlah penjual, ekspektasi di masa mendatang, pajak, dan subsidi. Contohnya seperti kurva penawaran baju di bawah ini :


Harga sumber daya. 

Untuk memproduksi baju, penjual menggunakan berbagai macam sumber daya seperti benang,mesin jahit, tenaga kerja, dll. Ketika harga dari satu atau lebih sumber daya ini naik, maka biaya yang diperlukan untuk memproduksi baju akan naik. Akibatnya keuntungan penjual menjadi berkurang, untuk mengantisipasinya penawaran yang dilakukan oleh penjual akan menurun.Jika harga sumber daya tersebut naik tinggi sekali, perusahaan mungkin akan tutup dan tidak menawarkan bajunya sama sekali. Kesimpulannya, penawaran dari suatu barang berhubungan negatif dengan harga dari sumber daya yang digunakan untuk membuat barang.

Tekhnologi. 

Tekhnologi untuk mengubah sumber daya menjadi baju adalah penentu lainnya dari pergeseran kurva penawaran. Penemuan dari mesin jahit yang termekanisasi misalnya, mengakibatkan hanya sedikit tenaga kerja yang diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan mesin. Hal ini tentunya mengurangi biaya perusahaan, sehinggaperusahaan akan meningkatkan penawaran bajunya.

 Jumlah penjual.

Penawaran dalam pasar juga tergantung dari jumlah penjual. Jika jumlah penjual baju banyak, maka penawaran akan tinggi, karena sesama penjual saling bersaing, sebaliknya, jika jumlah penjual baju sedikit, penawaran rendah.

Ekspektasi di masa depan.

Jumlah baju yang perusahaan tawarkan hari ini mungkin tergantung pada ekspektasi dari masa depan. Contohnya, jika perusahaan memperhitungkan harga baju akan naik di masa depan, perusahaan akan menyimpan bahan baku dan akan menawarkan lebih sedikit baju ke pasar pada hari ini.

Pajak dan Subsidi.

Jika suatu barang dikenakan pajak, maka harga barang tersebut akan naik, sehingga daya beli masyarakat menurun, maka perusahaan akan menaikkan penawaran. Sebaliknya, jika suatu barang disubsidi, berarti harganya akan turun, sehingga penawaran akan turun pula.




Harga keseimbangan



Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antaraprodusen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan disebut juga harga pasar.

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Secara grafis harga keseimbangan ini terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran. Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah, sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.

Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan atau elastisitas harga permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat dari perubahan prosentase harga. Misalnya berubahnya harga ikan naik sebesar 25% menyebabkan turunya permintaan terhadap ikan sebesar 15%. Secara matematis konsep elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
ed =      DQ / Q   =   DQ  . P      x   100%
DP/ P          DP    Q
ed = koefisien elastisitas
Q = Jumlah barang yang diminta , D Q = perubahan jumlah barang yang diminta
P  = Harga barang yang diminta , D P = perubahan harga barang yang diminta
Untuk lebih jelasnya dalam menghitung koefisien elastisitas dapat dilihat dari contoh tabel berikut ini :

Periode
Harga Barang X
(Rp)
Jumlah Barang yang Diminta (unit)
A
B
4
6
6
4


Koefisien elastisitas permintaan bagi perubahan B ke A atau apabila harga turun yang mengakibatkan jumlah barang yang diminta bertambah, maka dapat dihitung
DP   = 6 – 4 = 2 atau  DP  = 2
D Q = 4 – 6 = -2  atau D Q = -2
ed =  DQ / Q   =  DQ  . P x 100%
DP/ P         DP    Q
ed = 2/ 4  = – 1,5%
-2/6
Koefisien elastisitas bagi perubahan dari A ke B atau harga barang yang diminta naik yang mengakibatkan jumlah barang yang diminta turun, maka dapat dihitung:
DP   = 4 – 6 = -2 atau  DP  = – 2
D Q = 6 – 4 = 2  atau D Q =  2
ed  =  2/6  = – 2/3
-2/4
Nilai negatif pada koefisien elastisitas permintaan dapat diabaikan, karena koefisien elastisitas merupakan angka absolut, koefisien elastisitas negatif menunjukan bahwa antara dua variabel tersebut mempunyai hubungan yang negatif yaitu apabila salah satu variabel bertambah akan diikuti oleh
berkurangnya variabel lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Koefisien ElastisitasHargaJumlah Pengeluaran
e > 1e = 1e < 1NaikTurunNaik
Turun
Naik
Turun
TurunNaikTetap
Tetap
Naik
Naik


Berdasakan hasil perhitungan koefisien elastisitas permintaan, maka dapat ditafsirkan dan diistilahkan sebagai berikut;
Elastisitas Sempurna  (e = ≈ )
Konsep elastisitas sempurna menjelaskan bahwa pada tingkat harga tertentu berapapun  jumlah barang yang diminta tidak terbatas. Artinya berapapun jumlah barang yang diminta tidak merubah tingkat harga. Barang-barang yang mempunyai koefisien elastisitas sempurna, misalnya barang-barang kebutuhan pokok karena harganya ditentukan oleh pemerintah.
Inelastis Sempurna ( e = 0)
Konsep inelastis sempurna menunjukan bahwa berapapun tingkat harga tidak mempengaruhi jumlah barang, atau jumlah barang tidak dapat ditambah lagi meskipun tingkat harga naik.
Elastisitas Uniter ( e = 1)
Konsep elastisitas seperti ini adalah menggambarkan bahwa setiap terjadi perubahan harga akan diikuti oleh perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase yang sama. Elastisitas uniter seperti ini umumnya pada barang-barang normal, bentuk kurvanya adalah cembung terhadap titik nol (titik pusat) atau rectangular hyperbola, dimana setiap titik pada kurva mempunyai elastisitas sama yaitu e = 1.
Inelastis ( e < 1 )
Konsep inelastis adalah setiap perubahan harga yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil, misalnya perubahan harga 1% mengakibatkan jumlah barang yang diminta kurang dari 1%.
Elastis (e > 1)
Konsep elastis merupakan perubahan prosentase harga yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan jumlah barang lebih besar. Misalnya perubahan tingkat harga 1% mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta lebih dari 1%.


Proses Terbentuknya Harga Pasar


Proses terbentuknya harga keseimbangan berawal dari interaksi permintaan dan penawaran. Dalam menganalisa interaksinya harus didasari oleh konsep hukum permintaan dan hukum penawaran:
Hukum permintaan menjelaskan apabila terjadi penurunan harga , maka jumlah barang yang diminta akan bertambah (ceteris paribus). Dari konsep ini dapat dilihat pada tabel 5 bahwa semakin naiknya harga,  jumlah barang yang diminta  menjadi berkurang.
Hukum penawaran menjelaskan apabila terjadi penurunan harga, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang (ceteris paribus) . Dari  konsep ini dapat dilihat pada tabel 5 dengan naiknya harga akan diikuti oleh bertambahnya jumlah barang yang ditawarkan.
Dengan dasar itu, maka terjadinya harga keseimbangan melalui proses bertemunya dua kekuatan yaitu permintaan dengan kekuatan penawaran pada titik yang sama. Untuk lebih jelasnya kita gabungkan tabel permintaan dan penawaran yang telah dibahas, yaitu tabel berikut;
Tabel Permintaan dan Penawaran



Berdasarkan tabel di atas pada harga Rp 1000 jumlah barang yang diminta 5000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan 1000 unit . Keadaan itu jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan { 4000 = 5000(D) – 1000(S) }sehingga harga akan cenderung untuk naik. Kita ambil harga Rp 5000 pada harga tersebut jumlah barang yang diminta 1000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan 5000 unit sehingga jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dibandingkan jumlah barang yang diminta.
{  4000 = 5000 (S) – 1000(D) } Keadaan tersebut akan mendorong harga untuk turun. Kita ambil harga Rp 2000, pada harga tersebut jumlah barang yang diminta 4000 unit sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 2000 unit, keadaan tersebut jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan,{2000 = 4000(D) – 2000(S) } keadaan tersebut akan mendorong harga barang tersebut untuk naik. Sekarang silahkan kalian analisa pada harga Rp 4000 bagaimana yang terjadi?. Pada harga Rp 3000 jumlah barang yang diminta sebanyak 3000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 3000 unit. Pada harga tertsebut merupakan harga kesepakatan antara permintaan dan penawaran, disebut harga keseimbangan atau equilibrium.

Pergeseran Titik Keseimbangan


Titik keseimbangan (Equilibrium Price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik turunnya akibat perubahan penawaran/permintaan.

a.      Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah permintaan.
Jika jumlah permintaan bertambah sedangkan jumlah penawaran tetap, maka ada kecenderungan harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah permintaan 40 unit. Jika jumlah permintaan meningkat 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.50,00. Perhatikan di grafik: E akan berubah menjadi E1.

b.  Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlahpermintaan.

Jika jumlah permintan berkurang sedangkan jumlah penawaran tetap, maka harga akan turun. Misalnya harga Rp.30,00 jumlah permintaan 40 unit. Apabila jumlah permintaan turun menjadi 30 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.20,00

c.  Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah penawaran.

Jika jumlah penawaran bertambah sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran berubah menjadi 20 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.50,00.

d.   Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah
penawaran.

Jika jumlah penawaran berkurang, sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran berkurang menjadi 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.30,00.

e.   Permintaan dan Penawaran Berubah Searah

Dipengaruhi oleh naiknya permintaan dan penawaran terhadap keseimbangan pasar . Misalkan, harga keseimbangan berada pada titik harga Rp 40,00 dan kuantitas 30 dan setelah terjadi perubahan permintaan dan penawaran yang searah maka titik keseimbangan berubah
menjadi Rp 43,00 dan kuantitas 59.

f.    Permintaan dan Penawaran Berubah Tidak Searah

Dipengaruhi oleh naiknya permintaan dan penurunan penawaran terhadap keseimbangan pasar. Misalkan, harga keseimbangan berada pada titik harga Rp 40,00 dan kuantitas 30. Kemudian terjadi perubahan sehingga titik keseimbangannya berubah menjadi P Rp 60,00 dan Q 25.

Tuesday, June 4, 2013

Pengertian Total Utility dan Marginal Utility


Total utility adalah jumlah kepuasan total yang dinikmati konsumen akibat mengkonsumsi sejumlah barang/jasa

Marginal Utility adalah tambahan kepuasan yang dinikmati konsumen akibat adanya tambahan barang/jasa yang dikonsumsi

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

Teori Perilaku Konsumen



Teori perilaku produsen mempelajari bagaimana seorang produsen memilih kombinasi faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah barang (produk) dan jasa dengan biaya serendah-rendahnya.

Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. 

1). Nilai guna total (total utility) adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa tertentu secara keseluruhan
2). Nilai guna maksimal (marginal utility) adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3). Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.

Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4). Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.



Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional.

1). Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.

2). Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.

Peran Konsumen dan Produsen


1. Peran Produsen

Produsen bias saja pemerintah, rumah tanga, perusahaan, atau masyarakat luar negeri. Peran produsen dalma sebuah perekonomian sangat penting, yaitu memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa yang diproduksi haruslah yang benar-benar bermanfaat dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Artinya, produsen tidak boleh memproduksi barnag atua jasa yang tidak bermanfaat atau bahkan merusak kehidupan konsumen, seperti minuman keras dan ganja. Secara lebih terinci peran produsen sebagai berikut.

a. Memproduksi barang dan jasa Barang dan jasa yang diproduksi haruslah barang dan jasa yang diinginkan konsumen. Dalam memproduksi barang dan jasa produsen selalu memperhitungkan biaya produksi dan menghubungkannya dengan keuntungan yang diperoleh.

b. Menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran Untuk melakukan produksi dibutuhkan tenaga kerja. Tenaga diperoleh dari pasar input yang setiap tahun selalu bertambah jumlahnya. Namun pertambahan ini tidak diikuti oleh terbukanya kesempatan kerja yang lebih banyak sehingga menyebabkan pengangguran. Dalam hal ini produsen bisa mengurangi pengangguran dalam dalam proses produksi barang dan jasa.

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan Negara Produsen membayarkan upah, gaji, dan bentuk pembayaran lainnya kepada beberap pihak yang terlibat dalmaproses produksi. Pembayaran ini merupakan pendapatan bagi pihak-pihak yang terlibat tersebut. Dengan pendapatan tersebut berarti produsen berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan Negara.

d. Meningkatkan kepedulian social Produsen dapat berperan dalam meningkatkan kepedulian social dengan cara ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan terhadap korban gempa, tsunami, dan bencana alam lainnya.

e. Meningkatkan kemakmuran Produksi merupakan salah satu pertanda kemakmuran. Makin banyak produksi yang dilakukan makin makmur suatu Negara. Jadi, konsumsi harus selalu bisa memperbesar kapasitas produksinya agar kemakmuran masyarakat dapat diwujudkan.
Konsumen juga bisa terdiri dari rumah tangga, pemerintah, dan masyarakat luar negeri. Akan tetapi, konsumen terbesar berasal dari rumah tangga. Dengan demikian dapat kita identikan peran konsumen dengan peran rumah tangga, peran konsumen antara lain sebagai berikut



2. Peran konsumen

a. Sumber tenaga kerja
Rumah tangga merupakan sumber tenaga kerja bagi proses produksi yang dilakukan produsen. Dengan adanya tenaga kerja proses produksi dapta dilaksanakan dengan baik.
b. Sebagai pengonsumsi barang atau jasa
Barang dan jasa yang dihasilkan produsen dikonsumsi oleh konsumen. Dengan demikian barang atau jasa berguna karena mampu memenuhi keinginan konsumen.

Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


1. Faktor-faktor Budaya

a. Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
b. Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
c. Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial.

a. Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
b. Keluarga.
c. Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Umur dan Tata Siklus Hidup,
b. Pekerjaan.
c. Situasi Ekonomi.
d. Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
e. Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).

4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
b. Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
d. Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide ).

Pasar Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna


Suatu pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satu pun dari mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku; barang dan jasa yang dijual di pasar adalah homogen; terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna; setiap produsen maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk keluar-masuk pasar; setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas dan kualitas barang dan informasi lainnya; tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang dan jasa yang dijual di pasar.

Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna bersifat “penerima harga” (price taker).


Kurva permintaan yang dihadapi sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna merupakan sebuah garis horizontal pada tingkat harga yang berlaku di pasar.
Kuantitas output ditentukan berdasarkan harga pasar dan tujuan memaksimumkan laba, yaitu pada saat MR = MC.

Dalam jangka waktu yang sangat pendek, kurva penawaran pasar berbentuk garis vertikal sehingga harga ditentukan oleh permintaan pasar. Dalam jangka panjang, harga dapat naik, tetap atau turun tergantung pada perubahan permintaan komoditi yang bersangkutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ciri-ciri:

-Terdapat banyak pembali dan penjual.
-Barang / jasa yang dijual bersifat homogen & tidak dapatdibedakan.
-Kebebasan untuk masuk & keluar.
-Kebebasan mengambil keputusan.
-Setiap pihak mengetahui keadaan pasar dengan mudah.
-Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
-Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
-Posisi tawar konsumen kuat
-Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
-Sensitif terhadap perubahan harga
-Mobilitas Faktor – faktor produksi berjalan secara sempurna.
-Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur harga dan kualitas barang.

Kebaikan :
-Harga terbentuk atas interaksi penjual & pembeli.
-Bebas keluar-masuk sehingga kegiatan ekonomi lebih sehat & bergairah.
-Produsen dituntut dapat memenuhi keinginin konsumen.
-Adanya kebebasan untuk memilih.
-Memaximumkan efisiensi (produktif & alokatif).

Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar atau industri yang terdiri dari produsen-produsen yang mempunyai kekuatan pasar atau mampu mengendalikan harga output di pasar.

Terdapat tiga model umum di pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.

Pasar monopoli merupakan industri yang terdiri dari satu perusahaan di mana terdapat hambatan bagi perusahaan-perusahaan baru untuk memasuki pasar. Beberapa hambatan masuk berupa waralaba pemerintah, paten, skala ekonomi dan keunggulan biaya lain, kepemilikan atas faktor produksi yang langka.
Ciri-Ciri :

-Hanya terdiri dari 1 produsen / penjual.
-Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses.
-Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan.
-Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undangmaupun butuh
  sumber daya yang sulit didapat.
-Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
  bersekala besar.
-Tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang substitusi yangsempurna.
-Harga ditentukan oleh perusahaan.
-Pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang.
-Ada bannyak pembeli.
-Membuat hambatan yang besar bagi pesainy yang akan masuk.
-Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan

Kelebihan :
-Keuntungan penjual cukup tinggi.
-Karena keuntungan tinggi sehingga mendorong mengonakanteknologi yang lebih
  tinggi.
-Menghindari produk tiruan & persaingan yg tidak bermanfaat.
-Perusahhan jarang ada yang bangkrut.
-Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang, biasanya diatur  pemerintah.
-Menguntungkan konsumen karena penjual tidak dapat menentukanharga dengan
 semaunya.

Kekurangan :
-Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
-Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
-Terjadi eksploitasi pembeli.
-Penyalah gunaan kekuatan ekonomi.
-Tidak adanya persaingan.

Contoh :
-PT.Freeport di Papua
-PT.Karakatau Steel
-Microsoft
-PLN
-PDAM

Persaingan monopolistik merupakan industri yang memiliki banyak produsen di mana perusahaan pesaing bebas memasuki industri dan perusahaan-perusahaan mendiferensiasikan produk mereka. Diferensiasi produk dimaksudkan untuk memenuhi keinginan konsumen, membangun reputasi atas produk yang dihasilkan dan memberikan pelayanan yang baik. Selain kelebihan berupa adanya keanekaragaman produk, efisiensi dan informasi tentang produk, diferensiasi produk juga mempunyai kelemahan yaitu adanya pemborosan, harga produk yang lebih mahal, kesalahan informasi dan kejenuhan masyarakat terhadap tayangan iklan.

Ciri-ciri:
-Produsen banyak produsen.
-Jenis barang yang dipasarkan beragam.
-Produsen dapat mempengaruhi harga.
-Adanya kemudahan produsen lain untuk memasuki pasar.
-Promosi aktif.

Kebaikan :
-Adanya inovasi untuk memuaskan konsumen (kualitas, harga, dan pelayanan).
-Masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.
-Perusahaan dapet mengasosialkan dirinya pada masyarakat.

Keburukan :
-Persainag sangat ketat.
-Besarnya kemungkinan untuk bangkrut.
-Biaya promosi mahal.
-Harga produk tinggi.
Contoh :
·       Pasta gigi
·        Shampoo
·        Sabun
·        Lampu
·        Handphone

Oligopoli adalah industri dengan sejumlah kecil perusahaan yang masing-masing cukup mampu untuk mempengaruhi harga pasar dari output yang dihasilkannya. Selain memiliki banyak bentuk dalam pasar oligopoli terdapat juga empat model yang umum dikenal yaitu model kolusi, model Cournot, model kurva permintaan yang patah dan model kepemimpinan harga.

Ciri-ciri:
-     Banyak pembeli di pasar.
-     Penjual anya ada beberapa.
-     Biasanya produk yang di jual bersifat homogen.
-     Adanya hambatan bagi perusahaan baru.
-     Adanya saling ketergantungan.
-     Pengunaan iklan yang intensif.
-     Kelebihan :
-     Karena adanya ketergantungan sehingga setiap perusahaan berpikir lebih keras dalam menentukan strategi dan harga pasaran.
Kekurangan :
Karena intensif dalam pengiklanan menyebabkan harga barangmahal (konsumen membayar harga lebih mahal daripasasemestinya).
Contoh :
 -Operator Seluler
 -Motor
 -Mobil
 -Rokok


Perusahaan-perusahaan yang memiliki kekuatan pasar dihadapkan pada empat keputusan penting yaitu berapa output yang akan diproduksi, bagaimana memproduksinya, berapa input yang akan diminta di masing-masing pasar dan berapa harga output yang akan ditetapkan.
Keputusan harga dan output oleh perusahaan dalam pasar persaingan tidak sempurna berbeda-beda tergantung pada bentuk pasar di mana perusahaan berada dan tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan laba total.
Diskriminasi harga merupakan penetapan harga yang berbeda untuk pembeli barang yang sama atau penetapan harga di mana perbandingan antara harga dan biaya marjinal berbeda di antara para pembeli. Diskriminasi harga dibedakan menjadi tiga yaitu diskriminasi harga derajat ketiga, diskriminasi harga derajat kedua dan diskriminasi harga derajat pertama.

Politik Ekonomi


Meskipun para pelaku ekonomi sudah menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi yang dilakukan secara hati-hati, bukan berarti akan berjalan tanpa kendala. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah perencanaan dan strategi yang disebut sebagai kebijakan ekonomi. Yang biasa dikenal dengan politik ekonomi.

Politik adalah upaya ingin memperbaiki kehidupan masyarakat. Jadi, sebenarnya secara murni orang berpolitik tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan. Politik ekonomi adalah kebijakan yang dijalankan untuk memperbaiki keburukan ekonomi yang sedang berlangsung. Misalnya, untuk memperbaiki inflasi maka pemerintah atau pemengang otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia akan melaksanakan politik ekonomi yang disebut politik moneter. Politik meneter atau tindakan moneter yang dijalankan untuk menekan laju inflasi adalah menaikkan diskonto, melaksanakan operasi pasar terbuka, dan meningkatkan cadangan umum bank-bank komersial.

Manfaat Dan Nilai Suatu Barang


Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia.Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.

Contohnya: Buku dan alat-alat tulis memiliki tingkat intensitas yang tinggi bila dilihat dari sudut pandang seorang pelajar, bila dibandingkan dengan petani maka petani akan menilai buku dan alat-alat tulis tersebut kurang bermanfaat dan lebih bermanfaat cangkul, pupuk dan alat-alat pertanian lainnya.


Suatu Barang akan terasa manfaatnya apabila:
1. Sudah diubah bentuknya
misalnya: rotan di hutan akan lebih bermanfaat bila sudah dirubah bentuk menjadi kursi, meja, lemari.
2. Sudah dipindahkan tempatnya
misalnya: batu di gunung, pasir dipantai akan lebih bermanfaat bila sudah dipindahkan ke tempat- tempat pembangunan.
3. Sesuai waktu penggunaannya
misalnya: jas hujan dan payung akan lebih bermanfaat bila digunakan pada musim hujan.
4. Sudah berpindah kepemilikan
misalnya: rumah akan bertambah nilai kegunaannya bila sudah dibeli dan dimiliki.

Berikut ini adalah pengertian dari nilai suatu barang:


a) Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
b) Nilai Pakai Objektif adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan manusia. (misal: pakaian, perhiasan)
c) Nilai Pakai Subjektif adalah suatu arti yang diberikan oleh seseorang atas suatu barang / jasa tertentu sesuai kemampuan barang itu dalam memenuhi kebutuhannya.
(misal: buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi pelajar)
d) Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipertukarkan dengan barang lain :
e) Nilai Tukar Objektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain, nilai tukar objektif ditentukan oleh adanya hubungan tukar-menukar. 
Misalnya dalam membuat suatu barang yang diperlukan konsumen (sebut saja untuk membuat tas atau sepatu dari kulit) seorang produsen membuatnya berdasarkan apa yang diperlukan/diminta oleh konsumen, bukan untuk keperluan pribadi, jadi produsen menilai barang berdasarkan nilai tukar.
f) Nilai Tukar Subjektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang berdasarkan kesanggupan barang tersebut untuk dipertukarkan.
Misalnya si Ani sebagai konsumen mengatakan harga kemeja Rp.198.000, maka yang dimaksud adalah nilai tukar objektifnya. Tetapi bila si Ani adalah seorang produsen, maka dia melihatnya sebagai nilai tukar subjektif, karena ada faktor yang mempengaruhi, diantaranya:
- biaya pembuatan dan biaya lain dari barang tersebut
- persaingan dengan produsen kemeja lain
Di lain pihak, bila si Ani adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai barang tersebut berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan.

Penggolongan Pembeli dan Penjual


Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam pasar terdapat pembeli dan penjual. Pembeli yang tidak mampu membeli barang dikatakan daya belinya rendah. Di pihak lain ada penjual yang tidak dapat menjual barangnya, karena jika mengikuti harga pasar akan merugi. Pembeli dan penjual dapat digolongkan berdasarkan perbandingan antara harga pasar dan harga pokok bagi penjual/produsen dan kemampuan membeli bagi konsumen/pembeli. Oleh karena itu, pembeli dan penjual dapat digolongkan menjadi tiga .

a) Golongan pembeli :
• Pembeli super marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan membeli di atas harga pasar. Pembeli ini memiliki kelebihan kesediaan untuk membeyar harga barang yang ada di pasar atau mereka yang menerima premi konsumen(Consumer’s rent). Mereka memiliki daya beli tinggi dibanding dengan harga pasar. Pembeli ini akan memperoleh surplus lebih besar
• Pembeli marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan sama dengan harga pasar.
• Pembeli sub marginal, yaitu kelompok pembeli yang mempunyai kemampuan membeli di bawah harga pasar. Pembeli ini tidak dapat ikut serta membeli barang karene tidak memiliki kemampuan untuk membeli barang tersebut.

b) Golongan Penjual
• Penjual super marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di bawah harga pasar. Penjual ini mendapat keuntungan yang disebut keuntungan produsen (Producer’s Rent).
• Penjual marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok sama dengan harga pasar. Penjual ini memperoleh keuntungan dari pergeseran harga jangka pendek apabila terjadi kenaikan harga.
• Penjual sub marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di atas harga pasar. Penjual ini tidak dapat ikut serta menjual barang, kecuali apabila terjadi kenaikan harga barang.

Hukum gossen I


Hokum Gossen I berbunyi jika pemenuhan kebutuhan akan suatu barang yang di lakukan secara terus menerus , maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi namun semakin lama kenikmatan tersebut akan semakin menurun hingga akhirnya akan sampai mencapai batas jenuh.
Teori ini juga di kemukakan oleh Wiliam Stanley Jevons, seorang ekonom dan matematikawan inggris.
Agar pemahaman tersebut dapat lebih jelas kita serap, anggaplah kamu menyukai icecream. Suatu hari kebetulan pamanmu dating dan menteraktir ice cream sepuas-puasnya.
Tentusaja kamu antusias menyambut tawaran itu dan membeli 6 buah es krim sekaligus . eskrim pertama nikamatnya bukan main apa lagi itu es krim kesukaan mu, eskrim kedua makin terasa enak. Kepuasanmu meningkat es krim ke tiga masih terasa enak meskipun tidak seenak eskrim pertama , dan sampai pada akhirnya eskrim ke 6 kamu mulai merasa jenuh. Situasi ini dapat kita lihat pada table peraga yang ada di bawah ini.

Karena hokum Gossen ini juga menyinggung tentang nilai guna marjinal , kadang-kadang hokum glossen I disebut juga hokum nilai guna marjinal yang semakion menurun 

Hukum Glossen II


Bunyi hokum Gossen II konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marjinal setiap barang dan jasa yang di konsumsi akan sama . Artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang di konsumsi memiliki nilai yang sama
Untuk memahami masalah ini mari kita lihat ilustrasi berikut , misalkan seorang pegawai memiliki gaji Rp. 200.000 pada saat dia menerima gaji dia mendapatkan uang pecahan Rp.20.000 sebanyak 10 lembar. Dia memiliki kebutuhan berturut-turut : makan dan minum, pakaian , sewa rumah, biaya transportasi dan kursus penggunaan uang dalam memenuhi kebuthn itu di gambarkan pada


jika kebutuhan makan dan minuman telah terpenuhi maka sendirinya uang yang masih ada uang yang masih ada di pergunakan untuk membeli pakaian. Jika pembelian pakaian terpenuhi, selanjutnya uang tersebut di gunakan untuk membayar sewa rumah dan sisanya untuk baiaya transportasi. Dengan demikian penggunaan biaya Rp.200.000 yang terdiri dari lebaran pecahan Rp. 20.000 mungkin akan dilakukan dengan komposisi sebagai berikut
a. Empat lembar untuk keperluan makan dan minum 
b. Tiga lembar untuk keperluan pakaian 
c. Dua lembar untuk keperluan sewa rumah
d. Satu lembar untuk keperluan transportasi


Teori pendekatan cardinal


Pendekatan cardinal juga di sebut pendekatan marginal utility. Pendekatan cardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat yang di peroleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat di ukur atau di kuantifikasi dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah. “ semakin besar jumlah barang yang di konsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen” . konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasananya dengan pendapatan yang dimilikinya


Lebih dari satu abad lalu beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai guna. Dari hasil penenlitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna total dan niali guna marjinal yang terkandung dalam hokum Gossen I dan hokum Gossen II . nilai guna sendiri adalah kepuasan total yang di nikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertntu secara keseluruhan sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati dari setiap tambahan barang atau jasa yang di konsuminya .

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


a. Pendapatan

Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar.
Rumus antara pendapatan dan konsumsi.          
Keterangan :
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan

Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan pendapatan (MPC = Marginal Propencity to Consume) dapat dirumuskan :
Keterangan :
∆ C = Perubahan jumlah konsumsi
∆ Y = Perubahan pendapatan

Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal Propencity to Save) dirumuskan :
Keterangan :
∆ S = Perubahan tabungan
∆ T = Perubahan pendapatan

Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut.
Hubungan pendapat dan konsumsi menurut Engel’s adalah sebagai berikut
“Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan itu digunakan untuk mengonsumsi barang pokok dan semakin meningkat bagian pengeluaran untuk konsumsi barang mental”. Pernyataan ini dikenal dengan istilah Engel’s Low,

b. Harga Barang dan Jasa

Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok.

c. Kebiasaan Konsumen
Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat.

d. Adat Istiadat
Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah.

e. Barang Substitusi
Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.

f. Selera Konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Produksi


A. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
perbankan dan perdagangan.

B. Tujuan Produksi

Tujuan produksi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c. Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
d. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
f. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
g. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.

Faktor-Faktor Produksi


Faktor produksi adlaah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagia berikut :.
a. Alam (natural resources)
b. Tenaga kerja (labour)
c. Modal (capital)
d. Keahlian (skill) atau sumber daya penguasa

Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan.

1). Faktor Produksi Alam
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam proses produksi.
Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini.
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Barang tambang

2). Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atua tidak menjalankan kegiatan produksi.

Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya.
a. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja
·  Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan.
· Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las.
· Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu.

b. Tenaga kerja menurut sifat kerja
· Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru, konsultan dan pengacara.
· Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.

3). Faktor Produksi Modal (Turunan)
Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang dan jasa lain.
Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya.

a. Pembagian modal atas dasar sumber
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari pemilik.
2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau hasil penjualan obligasi.

b. Pembagian modal atau dasar bentuk
1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, gedung, mobil dan peralatan.
2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, contoh hak paten, hak merek.

c. Pembagian modal atas dasar pemilikan
1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan.
2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal pelabuhan, pasar, rumah sakit umum.

d. Pembagian modal menurut sifat
1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, bangunan pabrik.
2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan baku.

4). Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan

Faktor produksi keahlian (skill) atau kewirausahaan adalah keahlian seorang pengusaha untuk mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa. Hal-hal pokok yang harus dikuasai pengusaha dalam melakukan kegiatan produksi yaitu sebagai berikut.
a. Planning atau perencanaan
Planning mencakup penetapan tujuan, penyusunan strategi, rencana modal dan biaya, strategi bisnis, visi dan misi, serta kebijakan alternative.
b. Organizing atau pengorganisasian
Mencakup pengelolaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, spesialisasi kerja, hubungan kerja.
c. Actualing atau Pengarahan
Mencakup pengarhaan dan bimbingan serta motivasi terhadap karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing meliputi pengawasan tugas pekerjaan.
d. Controlling atau Pengawasan
Mencakup kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan perusahaan terhadap pekerjaan masing-masing bagian.

Penawaran


1. Pengertian Penawaran

memengaruhi penawaran penjual. Namun ketika merumuskan penawaran, cukup dengan menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Faktor-faktor selain harga dianggap tidak berubah (ceteris paribus).

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

a. Harga Barang itu Sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
b . Harga Barang Pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
c . Biaya Produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d . Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
e . Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
f . Perkiraan Harga di Masa Depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.



3. Macam-Macam Penawaran
a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
b . Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan

4. Hukum Penawaran
Coba kalian perhatikan daftar penawaran jeruk Pak Heri. Pada tabel tersebut akan terlihat bahwa apabila harga Rp4.500,00, jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebanyak 50 kg. Pada saat harga Rp4.750,00. Pak Heri menawarkan jeruknya sebanyak 60 kg. Hingga pada harga Rp6.000,00, jumlah jeruk yang ditawarkan sebanyak 110 kg. Apa yang dapat kalian simpulkan dari tabel di atas? Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang.Hukum ini juga tidak berlaku mutlak cateris paribus. Dengan demikian terjadi perbedaan antara hukum penawaran dengan hukum permintaan.

5. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan.

6. Pergeseran Kurva Penawaran
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya. Tabel berikut ini yang akan menunjukkan jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebelum dan sesudah kenaikan harga.mengubah jumlah penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.


Fungsi Permintaan


1. PENGERTIAN FUNGSI PERMINTAAN

Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel harga (P) dengan variabel jumlah barang (Q) yang diminta. Fungsi permintaan sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan bila harga turun maka jumlah permintaan naik.

Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta adalah negatif atau berbanding terbalik. Bentuk umum fungsi permintaan adalah:


Keterangan:
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)

Adapun syarat mutlak fungsi permintaan adalah:
a. nilai a harus positif (+)
b. nilai b harus negatif (–)

Untuk menentukan fungsi permintaan atau persamaan kurva penawaran dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Contoh:
Jika harga barang Rp80,00 per unit, maka jumlah permintaan 10 unit. Dan jika harga barang Rp60,00 per unit, maka jumlah permintaan 20 unit. Tentukan persamaan fungsi permintaan dan gambarkan kurvanya!

Jawab:




Jadi, fungsi permintaannya adalah Q = 50 – ½ P
Untuk menggambar grafik fungsi permintaan,caranya dengan menentukan titik potong terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka 
0 = 50 – ½ P
½ P = 50
P = 100

b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka 
Q = 50 – ½ (0)
Q = 50

c. grafiknya



Fungsi Penawaran


Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwaBila harga barang naik, maka jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.

Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum fungsi penawaran adalah


Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)

Adapun syarat fungsi penawaran adalah:
a. nilai a boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b harus positif (+)

Untuk mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus menentukan fungsi permintaan, yaitu
Contoh:
Pada saat harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00 per unit, jumlah penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran dan gambarlah kurvanya!

Jadi, fungsi penawarannya adalah Q = -10 + ½ P
Untuk membuat grafik fungsi penawaran, caranya dengan menentukan titik potong terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka
 0 = -10 + ½ P
-1/2 P = -10
P = 20

b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka
Q = -10 + ½ (0)
Q = -10

c. grafiknya:






Faktor-fakto Pergeseran Kurva Permintaan



Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.


Pergeseran kurva permintaan dari garis D ke garis D1 menunjukan bahwa peningkatan permintaan dapat mempengaruhi tingkat harga suatu komoditas. Perusahaan akan cenderung meningkatkan harga suatu komoditas, pada saat permintaan atas komoditas tersebut meningkat. hal itu dilakukan untuk meningkatkan profit perusahaan.

Faktor-faktor pergeseran kurva penawaran


Kita mengenal prinsip bahwa harga yang tinggi akan diikuti oleh penawaran yang tinggi, sebaliknya jika harga rendah maka penawaran juga rendah. Jika digambarkan dalam suatu kurva, maka akan terlihat seperti di bawah ini :

Dapat dilihat bahwa pada saat harga berada di P1, kuantitas barang yang ditawarkan ada di Q1, lalu saat harga naik ke P2, kuantitas barang yang ditawarkan juga naik ke Q2. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran dimana harga dan kuantitas berbanding lurus.

Kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kanan, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Pergeseran kurva penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya berdasarkan harga sumber daya, teknologi,jumlah penjual, ekspektasi di masa mendatang, pajak, dan subsidi. Contohnya seperti kurva penawaran baju di bawah ini :


Harga sumber daya. 

Untuk memproduksi baju, penjual menggunakan berbagai macam sumber daya seperti benang,mesin jahit, tenaga kerja, dll. Ketika harga dari satu atau lebih sumber daya ini naik, maka biaya yang diperlukan untuk memproduksi baju akan naik. Akibatnya keuntungan penjual menjadi berkurang, untuk mengantisipasinya penawaran yang dilakukan oleh penjual akan menurun.Jika harga sumber daya tersebut naik tinggi sekali, perusahaan mungkin akan tutup dan tidak menawarkan bajunya sama sekali. Kesimpulannya, penawaran dari suatu barang berhubungan negatif dengan harga dari sumber daya yang digunakan untuk membuat barang.

Tekhnologi. 

Tekhnologi untuk mengubah sumber daya menjadi baju adalah penentu lainnya dari pergeseran kurva penawaran. Penemuan dari mesin jahit yang termekanisasi misalnya, mengakibatkan hanya sedikit tenaga kerja yang diperlukan oleh pengusaha, karena hampir semua kegiatan produksi dilakukan mesin. Hal ini tentunya mengurangi biaya perusahaan, sehinggaperusahaan akan meningkatkan penawaran bajunya.

 Jumlah penjual.

Penawaran dalam pasar juga tergantung dari jumlah penjual. Jika jumlah penjual baju banyak, maka penawaran akan tinggi, karena sesama penjual saling bersaing, sebaliknya, jika jumlah penjual baju sedikit, penawaran rendah.

Ekspektasi di masa depan.

Jumlah baju yang perusahaan tawarkan hari ini mungkin tergantung pada ekspektasi dari masa depan. Contohnya, jika perusahaan memperhitungkan harga baju akan naik di masa depan, perusahaan akan menyimpan bahan baku dan akan menawarkan lebih sedikit baju ke pasar pada hari ini.

Pajak dan Subsidi.

Jika suatu barang dikenakan pajak, maka harga barang tersebut akan naik, sehingga daya beli masyarakat menurun, maka perusahaan akan menaikkan penawaran. Sebaliknya, jika suatu barang disubsidi, berarti harganya akan turun, sehingga penawaran akan turun pula.




Harga keseimbangan



Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antaraprodusen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan disebut juga harga pasar.

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Secara grafis harga keseimbangan ini terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran. Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah, sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.

Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan atau elastisitas harga permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat dari perubahan prosentase harga. Misalnya berubahnya harga ikan naik sebesar 25% menyebabkan turunya permintaan terhadap ikan sebesar 15%. Secara matematis konsep elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
ed =      DQ / Q   =   DQ  . P      x   100%
DP/ P          DP    Q
ed = koefisien elastisitas
Q = Jumlah barang yang diminta , D Q = perubahan jumlah barang yang diminta
P  = Harga barang yang diminta , D P = perubahan harga barang yang diminta
Untuk lebih jelasnya dalam menghitung koefisien elastisitas dapat dilihat dari contoh tabel berikut ini :

Periode
Harga Barang X
(Rp)
Jumlah Barang yang Diminta (unit)
A
B
4
6
6
4


Koefisien elastisitas permintaan bagi perubahan B ke A atau apabila harga turun yang mengakibatkan jumlah barang yang diminta bertambah, maka dapat dihitung
DP   = 6 – 4 = 2 atau  DP  = 2
D Q = 4 – 6 = -2  atau D Q = -2
ed =  DQ / Q   =  DQ  . P x 100%
DP/ P         DP    Q
ed = 2/ 4  = – 1,5%
-2/6
Koefisien elastisitas bagi perubahan dari A ke B atau harga barang yang diminta naik yang mengakibatkan jumlah barang yang diminta turun, maka dapat dihitung:
DP   = 4 – 6 = -2 atau  DP  = – 2
D Q = 6 – 4 = 2  atau D Q =  2
ed  =  2/6  = – 2/3
-2/4
Nilai negatif pada koefisien elastisitas permintaan dapat diabaikan, karena koefisien elastisitas merupakan angka absolut, koefisien elastisitas negatif menunjukan bahwa antara dua variabel tersebut mempunyai hubungan yang negatif yaitu apabila salah satu variabel bertambah akan diikuti oleh
berkurangnya variabel lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Koefisien ElastisitasHargaJumlah Pengeluaran
e > 1e = 1e < 1NaikTurunNaik
Turun
Naik
Turun
TurunNaikTetap
Tetap
Naik
Naik


Berdasakan hasil perhitungan koefisien elastisitas permintaan, maka dapat ditafsirkan dan diistilahkan sebagai berikut;
Elastisitas Sempurna  (e = ≈ )
Konsep elastisitas sempurna menjelaskan bahwa pada tingkat harga tertentu berapapun  jumlah barang yang diminta tidak terbatas. Artinya berapapun jumlah barang yang diminta tidak merubah tingkat harga. Barang-barang yang mempunyai koefisien elastisitas sempurna, misalnya barang-barang kebutuhan pokok karena harganya ditentukan oleh pemerintah.
Inelastis Sempurna ( e = 0)
Konsep inelastis sempurna menunjukan bahwa berapapun tingkat harga tidak mempengaruhi jumlah barang, atau jumlah barang tidak dapat ditambah lagi meskipun tingkat harga naik.
Elastisitas Uniter ( e = 1)
Konsep elastisitas seperti ini adalah menggambarkan bahwa setiap terjadi perubahan harga akan diikuti oleh perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase yang sama. Elastisitas uniter seperti ini umumnya pada barang-barang normal, bentuk kurvanya adalah cembung terhadap titik nol (titik pusat) atau rectangular hyperbola, dimana setiap titik pada kurva mempunyai elastisitas sama yaitu e = 1.
Inelastis ( e < 1 )
Konsep inelastis adalah setiap perubahan harga yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil, misalnya perubahan harga 1% mengakibatkan jumlah barang yang diminta kurang dari 1%.
Elastis (e > 1)
Konsep elastis merupakan perubahan prosentase harga yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan jumlah barang lebih besar. Misalnya perubahan tingkat harga 1% mengakibatkan perubahan jumlah barang yang diminta lebih dari 1%.


Proses Terbentuknya Harga Pasar


Proses terbentuknya harga keseimbangan berawal dari interaksi permintaan dan penawaran. Dalam menganalisa interaksinya harus didasari oleh konsep hukum permintaan dan hukum penawaran:
Hukum permintaan menjelaskan apabila terjadi penurunan harga , maka jumlah barang yang diminta akan bertambah (ceteris paribus). Dari konsep ini dapat dilihat pada tabel 5 bahwa semakin naiknya harga,  jumlah barang yang diminta  menjadi berkurang.
Hukum penawaran menjelaskan apabila terjadi penurunan harga, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang (ceteris paribus) . Dari  konsep ini dapat dilihat pada tabel 5 dengan naiknya harga akan diikuti oleh bertambahnya jumlah barang yang ditawarkan.
Dengan dasar itu, maka terjadinya harga keseimbangan melalui proses bertemunya dua kekuatan yaitu permintaan dengan kekuatan penawaran pada titik yang sama. Untuk lebih jelasnya kita gabungkan tabel permintaan dan penawaran yang telah dibahas, yaitu tabel berikut;
Tabel Permintaan dan Penawaran



Berdasarkan tabel di atas pada harga Rp 1000 jumlah barang yang diminta 5000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan 1000 unit . Keadaan itu jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan { 4000 = 5000(D) – 1000(S) }sehingga harga akan cenderung untuk naik. Kita ambil harga Rp 5000 pada harga tersebut jumlah barang yang diminta 1000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan 5000 unit sehingga jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dibandingkan jumlah barang yang diminta.
{  4000 = 5000 (S) – 1000(D) } Keadaan tersebut akan mendorong harga untuk turun. Kita ambil harga Rp 2000, pada harga tersebut jumlah barang yang diminta 4000 unit sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 2000 unit, keadaan tersebut jumlah barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan,{2000 = 4000(D) – 2000(S) } keadaan tersebut akan mendorong harga barang tersebut untuk naik. Sekarang silahkan kalian analisa pada harga Rp 4000 bagaimana yang terjadi?. Pada harga Rp 3000 jumlah barang yang diminta sebanyak 3000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 3000 unit. Pada harga tertsebut merupakan harga kesepakatan antara permintaan dan penawaran, disebut harga keseimbangan atau equilibrium.

Pergeseran Titik Keseimbangan


Titik keseimbangan (Equilibrium Price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik turunnya akibat perubahan penawaran/permintaan.

a.      Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah permintaan.
Jika jumlah permintaan bertambah sedangkan jumlah penawaran tetap, maka ada kecenderungan harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah permintaan 40 unit. Jika jumlah permintaan meningkat 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.50,00. Perhatikan di grafik: E akan berubah menjadi E1.

b.  Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlahpermintaan.

Jika jumlah permintan berkurang sedangkan jumlah penawaran tetap, maka harga akan turun. Misalnya harga Rp.30,00 jumlah permintaan 40 unit. Apabila jumlah permintaan turun menjadi 30 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.20,00

c.  Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah penawaran.

Jika jumlah penawaran bertambah sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran berubah menjadi 20 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.50,00.

d.   Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah
penawaran.

Jika jumlah penawaran berkurang, sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.30,00 jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran berkurang menjadi 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.30,00.

e.   Permintaan dan Penawaran Berubah Searah

Dipengaruhi oleh naiknya permintaan dan penawaran terhadap keseimbangan pasar . Misalkan, harga keseimbangan berada pada titik harga Rp 40,00 dan kuantitas 30 dan setelah terjadi perubahan permintaan dan penawaran yang searah maka titik keseimbangan berubah
menjadi Rp 43,00 dan kuantitas 59.

f.    Permintaan dan Penawaran Berubah Tidak Searah

Dipengaruhi oleh naiknya permintaan dan penurunan penawaran terhadap keseimbangan pasar. Misalkan, harga keseimbangan berada pada titik harga Rp 40,00 dan kuantitas 30. Kemudian terjadi perubahan sehingga titik keseimbangannya berubah menjadi P Rp 60,00 dan Q 25.